Budidaya Jeruk Purut di Dataran Tinggi Bandung

Salah satu jeruk kecut yang paling banyak dicari adalah jeruk purut. Jeruk purut memiliki kegunaan yang sangat beragam mulai dari penyedap masakan, kosmetik sampai obat-obatan.

Pada umumnya orang menanam jeruk purut diambil daun dan buahnya. Namun pada kenyataannya jeruk purut lebih banyak dipanen daunnya.

Budidaya jeruk purut, umumnya dikembangkan di dataran rendah, namun untuk dataran tinggi juga memiliki peluang yang cukup tinggi, mengingat karakteristik jeruk purut yang mirip dengan karakteristik jeruk nipis yang mampu ditanam sampai dengan ketinggian 1.200 mdpl.

Akhir-akhir ini, banyak pembudidaya jeruk purut, selain diambil daun dan buahnya, juga diproses menjadi minyak atsiri yang sangat mahal. Namun demikian, masih banyak yang belum melirik peluang bisnis ini.

Dalam budidaya jeruk purut, memiliki karakter yang sama dengan jeruk nipis, dimana jeruk jenis ini tidak mengenal musim, sehingga sekali tanam bisa panen berkali-kali.

Selamat berbudidaya jeruk purut...

Budidaya Jeruk Nipis Dataran Tinggi Bandung

Komoditas jeruk nipis adalah salah satu komoditas jeruk asam yang paling banyak di cari diantara jeruk kecut lainnya, seperti jeruk lemon, jeruk purut, jeruk kunci dan jeruk kecut lainnya.

Untuk jenis jeruk nipis sendiri ada dua jenis yang umum ditanam. Jenis pertama adalah jeruk nipis lokal. Jeruk nipis lokal ini merupakan varian jeruk nipis yang paling banyak diburu oleh pelanggan. Adapun keunggulan jeruk nipis lokal ini lebih kepada kegunaan kesehatan, kosmetik dan penyedap rasa.

Jeruk nipis lokal ini memiliki ciri bulat dengan daun jeruk bersayap pada bagian pangkal daun. Jeruk nipis lokal banyak ditanam di pulau Jawa.

Sedangkan jeruk nipis jumbo atau sering juga disebut jeruk setan memiliki perbedaan dari bentuknya yang jauh lebih besar dengan kandungan air yang lebih banyak. Dari perbedaan daun, jeruk jenis ini pangkal daunnya tidak bersayap.

Jeruk nipis jumbo memiliki keungulan dari segi besar jeruknya dan kandungan airnya yang banyak. Namun, jenis jeruk ini lebih banyak digunakan untuk minuman penyegar.

Dari sisi hasil, jeruk nipis jumbo lebih banyak hasilnya daripada jeruk nipis lokal, namun dari sisi harga, jeruk nipis lokal jauh lebih mahal daripada jeruk nipis jumbo.

Melihat dua karakter jeruk nipis lokal dan jumbo, sebagai pebisnis bisa melihat dari sisi kegunaan untuk memilih jeruk mana yang paling tepat untuk dikebunkan.



Jual Bibit Alpukat Pluwang Bandung











Alpukat Pluwang berasal dari daerah Ambarawa Jawa Tengah, tepatnya dari desa Kaliadem yang merupakan sentra dan asal alpukat Pluwang.


Alpukat Pluwang merupakan salah satu alpukat juara lomba alpukat nasional dan sekarang menjadi salah satu alpukat unggulan Jawa Tengah. Alpukat Pluwang didaerat Pohon Induk Tunggal (PIT) ditanam pada ketimggian diatas 750 meter yang artinya alpukat lokal ini beradaptasi dengan baik dengan dataran tinggi.

Alpukat Pluwang beradaptasi dengan baik dengan ketinggian diatas 750 mdpl. Jika alpukat ini ditanam di Bandung memenuhi syarat dari sisi ketinggian. Jika dikembangkan didaerah Bandung Alpukat Pluwang memiliki potensi yang cukup besar mengingat Bandung memenuhi kesetaraan dari asal PIT Alpukat Pluwang ni.


Karakteristik Alpukat Pluwang:

1. Ukuran Buah : alpukat Pluwang memiliki ukuran sedang 850-1,200 gram/buah
2. Bentuk Buah : alpukat Pluwang  berbentuk lonjong dengan bagian atas mengecil
3. Rasa Buah : alpukat  Pluwang gurih mentega
4. Kegenjahan : alpukat Pluwang bersifat genjah, dengan masa panen antara 2-3 tahun dari penanaman
5. Produktifitas : Alpukat Pluwang  memiliki masa panan setahun dua kali dengan kapasasitas 90-110 kg perpohon
6. Adaptabilitas : Cocok untuk dataran menengah sampai tinggi


Spesifikasi bibit alpukat Pluwang:

1. Varietas : Alpukat Pluwang
2. Nama Latin : Persea Americana
3. Asal Bibit : Sambung Pucuk
4. Tinggi Bibit : 60-70 cm
5. Rekomendasi Tanam : Dataran menengah - tinggi
6. Penyinaran : Sepanjang hari
7. Masa Buah : 2-4 tahun

Rekomendasi Tanam Kebun :

1. Lubang tanam 70x70x70 cm
2. Jarak tanam minimal 5 x 5
3. Ketinggian diatas 700 MDPL
4. Penyinaran sepanjang hari


Rekomendasi Tabulampot :

1. Diameter pot diatas 60cm
2. Media tanam : tanah, pupuk kandang & sekam
3. Penyiraman : Sekali sehari
4. Prunning : Dilakukan sesuai dengan lokasi
5. Pemupukan : Berkala 1 bulan sekali NPK Daun


Demikian terkait dengan bibit alpukat Pluwang yang merupakan alpukat lokal terbaik dan memiliki pasar yang sangat baik dengan  bentuk yang besar dan buah yang enak dipandang


Mrajak
Bibit Buah Unggul

Jual Bibit Alpukat Miki Bandung









Alpukat miki  adalah alpukat yang berasal dari Cipedak, Jagakarsa, Jakarta. Alpukat Miki merupakan alpukat yang memenangkan lomba alpukat holtikultura yang diadakan oleh Trubus. Dari jenisnya alpukat Miki adalah jenis alpukat West India dimana alpukat jenis ini beradaptasi dengan baik di daerah tropis dan daratan rendah- sampai menengah.

Alpukat Miki setelah memenangkan perlombaan akhirnya dikembankan oleh para pekebun dalam sekala luas. Alasan kenapa orang mengembankan alpukat miki adalah rasanya yang enak, pulen dan digemari pasar sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Alpukat Miki beradaptasi dengan baik dengan ketinggian diantara 5 - 700 mdpl. Jika dikembangkan untuk dataran tinggi mengalami perubahan rasa sehingga berbeda dengan asalnya yang dataran rendah.

Jika dikembangkan didaerah Bandung dan sekitaranya, maka disarankan ditanam didaerah dataran bawah Bandung untuk mendapatkan rasa yang maksimal. Dengan kondisi terebut, kurang direkomendasikan dikembankan didataran yang lebih tinggi diatas 700 MDPL.

Karakteristik Alpukat Miki :

1. Ukuran Buah : alpukat Miki memiliki ukuran sedang 450-750 gram/buah
2. Bentuk Buah : alpukat Miki berbentuk bulat sempurna
3. Rasa Buah : alpukat Miki berasa gurih mentega
4. Kegenjahan : alpukat Mikibersifat genjah, dengan masa panen antara 2-3 tahun dari penanaman
5. Produktifitas : Alpukat Miki memiliki masa panan setahun dua kali dengan kapasasitas 70-100 kg perpohon
6. Adaptabilitas : Cocok untuk dataran rendah sampai menengah


Spesifikasi bibit alpukat Miki Mrajak :

1. Varietas : Alpukat Miki
2. Nama Latin : Persea Americana
3. Asal Bibit : Sambung Pucuk
4. Tinggi Bibit : 60-70 cm
5. Rekomendasi Tanam : Dataran rendah sampai menengah
6. Penyinaran : Sepanjang hari
7. Masa Buah : 2-4 tahun

Rekomendasi Tanam Kebun :

1. Lubang tanam 70x70x70 cm
2. Jarak tanam minimal 5 x 5
3. Ketinggian dibawah 700 MDPL
4. Penyinaran sepanjang hari


Rekomendasi Tabulampot :

1. Diameter pot diatas 60cm
2. Media tanam : tanah, pupuk kandang & sekam
3. Penyiraman : Sekali sehari
4. Prunning : Dilakukan sesuai dengan lokasi
5. Pemupukan : Berkala 1 bulan sekali NPK Daun


Demikian terkait dengan bibit alpukat Miki yang merupakan alpukat lokal terbaik dan memiliki pasar yang sangat baik.


Mrajak
Bibit Buah Unggul

Jual Bibit Alpukat Hass Bandung












Alpukat Hass adalah alpukat yang ditemukan oleh Rudolf Hass. Alpukat Hass adalah persilangan alpukat Guatemala dan Mexico. Hari ini alpukat Hass, merupakan varietas terbesar di dunia dan menguasan pasar export sebesar 80% alpukat dunia.

Alpukat Hass berasal dari habitat sub tropis di Amerika Latin, sehingga untuk penanaman di Indonesia alpukat jenis Hass berkembang baik untuk dataran tinggi. Alpukat jenis Hass akan baik ditanam didataran tinggi dengan ketinggian 700 MDPL keatas. Oleh karena itu untuk area Bandung dengan ketinggian diatas 700 MDPL maka alpukat Hass bisa menjadi pilihan.

Jenis alpukat Hass, kurang cocok jika ditanam didataran rendah di daerah tropis. Sehingga untuk dikembangkan di Indonesia lebih cocok untuk dataran tinggi. 

Alpukat jenis Hass ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan harga yang sangat mahal, karena memiliki beberapa keunggulan baik dari segi rasa maupun lamanya daya simpan.

Karakteristik Alpukat Hass :

1. Ukuran Buah : alpukat Hass memiliki ukuran relatif kecil dengan berat 250-450 gram/buah
2. Bentuk Buah : alpukat Hass berbentuk bulat sempurna
3. Rasa Buah : Alpukat Hass berasa gurih mentega
4. Kegenjahan : Alpukat Hass bersifat genjah, dengan masa panen antara 2-3 tahun dari penanaman
5. Produktifitas : Alpukat aligator memiliki masa panan setahun dua kali dengan kapasasitas 60-90 kg perpohon
6. Adaptabilitas : Cocok untuk dataran tinggi diatas 700 MDPL

Adapun spesifikasi bibit alpukat Hass dari Mrajak :

1. Varietas : Alpukat Hass
2. Nama Latin : Persea Americana
3. Asal Bibit : Sambung Pucuk
4. Tinggi Bibit : 60-70 cm
5. Rekomendasi Tanam : Dataran tinggi
6. Penyinaran : Sepanjang hari
7. Masa Buah : 2-4 tahun

Untuk proses penanaman di kebun maupun tabulampot alpukat aligator dapat mengikuti rekomendasi berikut :

Rekomendasi Kebun :

1. Lubang tanam 70x70x70 cm
2. Jarak tanam minimal 5 x 5
3. Ketinggian diatas 700 MDPL
4. Penyinaran sepanjang hari


Rekomendasi Tabulampot :
1. Diameter pot diatas 60cm
2. Media tanam : tanah, pupuk kandang & sekam
3. Penyiraman : Sekali sehari
4. Prunning : Dilakukan sesuai dengan lokasi
5. Pemupukan : Berkala 1 bulan sekali NPK Daun

Demikian terkait dengan bibit alpukat Hass, yang bisa Anda jadikan referensi baik untuk dikebunkan maupun tabulampot.

Mrajak
Bibit Buah Unggul

Jual Bibit Alpukat Aligator Bandung
























Alpukat Aligator merupakan alpukat unggulan dari keluarga alpukat Mexico yang memiliki karakter cocok ditanam didataran tinggi dari 700 - 1.000 MDPL. Oleh karena itu, alpukat ini salah satu jenis alpukat introduksi yang cocok dikembangkan didaerah Bandung yang memiliki ketinggian diatas 700 MDPL.

Alpukat Aligator memiliki karakteristik sebagai berikut :

Karakteristik Alpukat Aligator :
1. Ukuran Buah : alpukat Aligator memiliki ukuran besar dengan berat 1,2-1,8 kg/buah
2. Bentuk Buah : alpukat Aligator berbentuk lonjong dengan bentuk kecil dibagian atas dan besar dibagain bawah
3. Rasa Buah : Alpukat aligator berasa gurih sehingga bisa langsung dikonsumsi
4. Kegenjahan : Alpukat aligator bersifat genjah, dengan masa panen antara 3-4 tahun dari penanaman
5. Produktifitas : Alpukat aligator memiliki masa panan setahun dua kali dengan kapasasitas 70-100 kg perpohon
6. Adaptabilitas : Cocok untuk dataran menengah-tinggi

Alpukat aligator menjadi salah satu alpukat primadona yang banyak dikembangkan selama ini karena kemampuannya dalam beradaptasi dengan kondisi iklim tropis yang ada di Indonesia.

Adapun spesifikasi bibit alpukat aligator di pembibitan Mrajak adalah sebagai berikut :

1. Varietas : Alpukat Aligator
2. Nama Latin : Persea Americana
3. Asal Bibit : Sambung Pucuk
4. Tinggi Bibit : 60-70 cm
5. Rekomendasi Tanam : Dataran menengah-tinggi
6. Penyinaran : Sepanjang hari
7. Masa Buah : 3-4 tahun

Untuk proses penanaman di kebun maupun tabulampot alpukat aligator dapat mengikuti rekomendasi berikut :

Rekomendasi Kebun :
1. Lubang tanam 70x70x70 cm
2. Jarak tanam minimal 5 x 5
3. Ketinggian 500-1.000 MDPL
4. Penyinaran sepanjang hari

Rekomendasi Tabulampot :
1. Diameter pot diatas 60cm
2. Media tanam : tanah, pupuk kandang & sekam
3. Penyiraman : Sekali sehari
4. Prunning : Dilakukan sesuai dengan lokasi
5. Pemupukan : Berkala 1 bulan sekali NPK Daun

Demikian terkait dengan bibit alpukat aligator, yang bisa Anda jadikan referensi baik untuk dikebunkan maupun tabulampot.


Mrajak
Bibit Buah Unggul



7 Alpukat Lokal Juara untuk Dataran Tinggi















Memilih varietas alpukat sangat penting agar tidak gagal dalam investasi perkebunan. Salah satu parameter penting memilih jenis alpukat adalah memilih varietas berdasarkan ketinggian tanah dari atas permukaan laut.

Berikutnya, setelah memilih varietas berdasarkan MDPL, dilanjutkan berdasarkan keunggulan alpukat tersebut, bisa dari sisi rasa, bentuk dan daya tahan dalam penyimpaban.

Dari analisa berdasarkan asal usul bibit unggulan alpukat lokal, baik yang telah memenangi juara maupun rekomendasi berdasarkan daerah asal usul, maka berikut ini alpukat yang cocok dikembangkan untuk area dataran tinggi. Penilain ini berbasis pada asal usul MDPL alpukat lokal tersebut, dimana masuk dalam kategori dataran tinggi jika melebihi 700 MDPL.

1. Alpukat Wina
Alpukat Wina berasal dari Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Kalau melihat asal usul alpukat unggulan ini berada pada ketinggian sekitar 950 MDPL. Artinya berdasarkan asal pohon indukan, maka alpukat jenis Wina sudah teruji di dataran tinggi.

2. Alpukat Pluwang
Alpukat jenis ini berasal dari desa Kalibening, Jambu, Ambarawa. Melihat data asal pohon induk di Kalibening dengan ketinggian sekitar 800 MDPL, maka jenis ini layak dikebunkan didataran tinggi.

3. Alpukat Pameling
Alpukat unggulan lainnya adalah Pameling. Alpukat ini dikembangkan indukannya di lereng gunung Arjuno, tepatnya didesa Wonorejo, Lawang, Jawa Timur. Jika kita melihat ketinggian, maka alpukat Pameling hidup baik diketinggian sekitar 800 MDPL

4. Alpukat Rifai
Alpukat berikutnya adalah alpukat Rifai. Pohon induk ditemukan di desa Bedono, Boja, Kendal. Jika melihat ketinggian desa Bedono, maka alpukat ini mampu beradaptasi dengan baik diketinggian 750 MDPL. Oleh karena ini layak dikebunkan di dataran tinggi.

5. Alpukat Bullfrog
Alpukat ini berasal dari desa Gonoharjo, Kendal. Merupakan salah satu alpukat lokal unggulan yang layak dikebunkan. Jika melihat ketinggian Gonoharjo dengan ketinggian 700 MDPL, maka alpukat Bullfrog cocok dikembangkan didataran tinggi.

6. Alpukat Kendil
Alpukat ini merupakan penyilangan alpukat pati dan semarang. Dari pengalaman pekebun di lereng gunung Lawu, Ngawi dengan ketinggian 1.000 MDPL, maka alpukat Kendil layak dikebunkan didataran tinggi.

7. Temuan Varietas Baru
Untuk nomor tujuh sengaja kami kosongkon, untuk proses pencarian terus menerus terhadap alpukat unggul dataran tinggi lainnya.


Mrajak
www.mrajak.com
Bibit Buah Unggul

Budidaya Alpukat Pemenang Juara Lomba Buah
















Ada beberapa catatan alpukat lokal yang memenangkan juara lomba, baik lomba lokal maupun nasional. Umumnya dalam perlombaan, pemilik buah alpukat membawa sampel yang akan ikut kontes, kemudian juri akan menilai berdasarkan rasa, besar, jenis kulit, ukuran sampai penampilannya.


Jika sebuah varietas lokal telah memenangkan kompetisi, berikutnya pemilik akan memeliharan dan mengembankan pohon induk untuk dijadikan sumber entres alpukat sebagai cara untuk proses perbanyakan. Umumnya, indukan alpukat juara tersebut sudah teruji dan berumur tahunan, sehingga dipastikan memang telah terbukti kualitasnya.


Jika ingin mengebunkan, maka perlu mendapatkan varietas alpukat yang valid, sehingga tidak salah dalam investasi, mengingat usia alpukat akan berbuah sekitar 3 tahun.


Selain kevalidan, perlu juga memastikan adaptabilitas alpukat terhadap tingkat ketinggian kebun. Hal ini penting, karena tidak semua alpukat cocok dikebunkan di dataran tinggi ataupun dataran rendah. Oleh karena itu, menjadi sangat penting memilih varietas yang cocok dengan tingkat ketinggian tanah.

Beberapa ciri alpukat yang umumnya cocok dikebunkan didataran tinggi diatas 700 MDPL :

1. Kulit tebal dan keras

2. Kulit bertekstur kasar

3. Ukuran cenderung kecil sampai sedang

4. Kulit tidak glowing

5. Tahan lama dari kebusukan


Dengan melihat ciri-ciri tersebut, maka bisa dipastikan alpukat tersebut mampu beradaptasi dengan dataran tinggi.

Beberapa akibat jika kita salah mengebunkan alpukat dataran rendah di dataran tinggi :

1.       Serangan lalat buah

2.       Alpukat berair

3.       Pembusukan buah

4.       Rasa tidak sesuai dengan aslinya


Jika terjadi kesalahan dalam mengebunkan alpukat, tidak disarankan mematikan pohon alpukat. Akan lebih ekonomis jika dilakukan dengan melakukan top working pohon alpukat dengan varietas yang cocok dengan lokasi, tanah dan ketinggian.


Proses top working ini lebih ekonomis dilakukan dibandingkan dengan mematikan pohon. Jika dirawat dengan baik, proses top working dapat menghasilkan buah yang diinginkan dengan masa berbuah yang jauh lebih pendek dibanding dengan menanam bibit dari awal.

Budidaya Nangka Madu J33 Tekam Yellow








Budidaya buah nangka di Indonesia tidak sepopuler dengan di Malaysia dan Thailand. Di Indonesia, nangka dipandang sebagai buah lokal yang tumbuh endemik tanpa perlu dibudidayakan. Sehingga, perkembanan budidaya nangka jauh tertinggal dengan negara tetangga.

Nangka menurut para peneliti, berasal dari India. Bahkan di India buah nangka adalah buah yang tidak dipisahkan dengan penduduk disana, khususnya sebagai makanan pokok. Lebih-lebih untuk Bangladesh, buah nangka merupakan buah nasional selain buah mangga. Disana nangka merupakan buah pengaman kerawanan pangan, sehingga buah nangka dikonsumsi dengan banyak cara.

Melihat potensinya yang strategis sebagai cadangan pangan, Malaysia dengan serius melakukan penelitian nangka dengan aneka varietas dengan kode J. Dari semua varietas unggul Malaysia, J33 atau disebut juga dengan Tekam Yellow merupakan jenis nangka unggulan yang dikembangkan secara luas.

Di Indonesia varietas nangka J33 Tekam Yellow sering disebut dengan nangka madu dan hari ini telah bekembang pembudidayanya, walaupun belum banyak yang mengembangkan dalam skala industri.










Nangka J33 memiliki ciri khas sebagai berikut :

1. Genjah pohonnya
2. Rasa buah manis
3. Ukuran buah sedang
4. Warna buah kuning cerah
5. Relatif tahan lama

Melihat beberapa keunggulan tersebut, maka nangka J33 ini layak dikebunkan secara industri untuk meningkatkan kualitas buah nangka di Indonesia.

Budidaya nangka relatif mudah dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus, oleh karena itu budidaya nangka, layak dilirik untuk dikembankan secara serius.

Mrajak
www.mrajak.com
Buah Bibit Unggul

Alpukat Dataran Tinggi Jenis Apa Saja









Indonesia memiliki kontur alam yang sangat variatif. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah yang langsung berhadapan dengan bibir pantai dengan ketinggian 0 MDPL. Disatu sisi Indonesia, sebagai wilayang cincin api (Ring of Fire) memiliki beberapa gunung berapi yang menjulang tinggi.

Artinya, bahwa tanah negeri ini memiliki ketinggian dari dataran rendah, sedang dan tinggi. Umumnya dataran rendah adalah dataran dengan ketinggian mulai dari 0 - 300 MDPL, sedang 300-700 MDPL dan tinggi diatas 700 MDPL.

Menurut Junghun, ahli biologi Belanda, setiap ketinggian tanah memili karakteristik dan suhu yang berbeda, sehingga ada tanaman yang secara khusus cocok dengan ketinggian tertentu.

Bicara alpukat, sebagai komoditas buah yang hari ini sedang naik daun, maka faktor ketinggian ini juga memberikan alternatif jenis alpukat yang cocok untuk ketinggian tertentu. Hari ini, setidaknya lebih dari 100 jenis varian alpukat yang berkembang di Indonesia.

Adapun karakteristik alpukat dataran tinggi biasanya sebagai berikut :
1. Bentuk lebih kecil
2. Kulit lebih tebal
3. Kulit bertekstur
4. Lebih awet usia buahnya
5. Umumnya alpukat keluarga Guatemala/Mexico

Sedangkan ciri-ciri alpuat dataran menengah kebawah adalah :
1. Bentuk lebih besar
2. Kulit tipis
3. Kulit halus glowing
4. Usia buah kurang awet
5. Umumnya dari keluarga West India


Berikut ini, hasil riset dan informasi yang dikumpulkan Mrajak, jenis alpukat yang cocok dikembangkan didataran tinggi dengan ketinggian 700 MDPL.


Alpukat jenis lokal :
1. Pluwang
2. Pameling
3. Wina

Alpukat jenis Introduksi :
1. Hass
2. Gem Hass
3. Lamb Hass
4. Pinkerton
5. Reed
6. Malama
7. Fujikawa
8. Booth7
9. TA21
10. Cuba

Jenis diatas akan terus berkembang, salah satunya karena dipicu oleh pemanasan global, dimana suhu didataran tinggi hari ini semakin panas.

Berbekal dengan tabel diatas, akan sangat membantu Anda, jenis yang paling cocok untuk Anda berdayakan. Kabar baiknya, jika Anda hari ini tinggal didataran tinggi, maka jenis alpukat dengan harga premium bisa Anda kebunkan dan tentunya untuk dararan tinggi, relatif tidak kenal musim alpukat.


Mrajak
www.mrajak.com
Bibit Buah Unggul

Alpukat LAMB HASS Fakta dan Karakteristiknya












Alpukat Lamb Hass adalah persilangan antara alpukat Hass dan Gwen. Ditemukan oleh Bob Lamb Ranch in Camarillo Amerika Serikat.

Buahnya berukuran lebih besar dan lebih matang daripada Hass. Lamb Hass semakin populer sebagai varietas komersial d karena rasanya yang luar biasa dan kualitas yang mudah dikupas. Lamb Hass memiliki kebiasaan yang tegak dan kompak.

Kalau melihat dari sisi keluarga Alpukat, maka Lamb Hass merupakan keluarga Guatemala dengan tipe bunga A dengan rasa yang enak dan buah yang lebih besar dari Hass pada umumnya.

Pada saat muda, buahnya berbentuk lonjong dengan warna hijau segar, kemudian berubah menjadi hijau gelap saat usia bertambah.

Sebagaimana keluarga Hass, Lamb Hass memiliki kulit yang keras dengan tekstur khas Hass dengan bentuk lonjong dengan ukuran yang lebih besar. Jadi bisa dikatakan, kalau ingin alpukat lebih besar dari Hass dengan bentuk yang mirip, maka Lamb Hass adalah pilihannya.

Sebagamana alpukat keluarga Hass, maka Lamb Hass untuk daerah tropis, bisa dikebunkan untuk dataran tinggi dengan ketinggian diatas 700 MDPL.

Lamb Hass memiliki persamaan dengan Hass sebagai berikut :
1. Kulit tebal bertekstur
2. Cocok untuk dataran tinggi
3. Buah relatif kecil dibanding dengan alpukat lokal
4. Bentuk lonjong










Adapun perbedaan Lamb Hass dengan Hass adalah sebagai berikut :
1. Ukuran Lamb Hass lebih besar
2. Pohon Lamb Hass relatife lebih kecil
3. Kerapatan tanam jauh lebih tinggi

Kalau melihat dari karakteristik secara umum, maka LAMN Hass adalah bentuk Hass dengan ukuran yang jauh lebih besar. Hal ini cocok untuk konsumen di Indonesia yang menyukai alpukat dengan ukuran yang besar.


Mrajak
www.mrajak.com
Buah Bibit Unggul

Alpukat GEM HASS yang Menjanjikan


















Para pecinta Alpukat tiada henti melahirkan varietas baru. Salah satu varietas yang relatif baru adalah alpukat Gem Hass.

Sebagaimana namanya, Gem Hass adalah jenis alpukat dari keluarga Hass yang tentu memiliki perbedaan dan persamaan dengan jenis Hass.

Alpukat jenis Hass, adalah alpukat dari keluarga Guatemala/Mexico, dimana berkembang dengan baik didaerah sub-tropis. Awalnya alpukat jenis GEM Hass ini merupakan hasil riset dari para peneliti alpukat di California Amerika. Bagaimana jika alpukat introduksi ini dikembangkan di Indonesia ?

Beberapa pekebun berbagi informasi, bahwa alpukat keluarga Guatemala atau Mexico cocok dikembangkan didataran tinggi diatas 700 meter. Kondisi ini cocok untuk daerah Bandung dan sekitarnya.












Kembali ke alpukat GEM Hass, alpukat ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Bentuk bulat sedikit lonjong
2. Ukuran buah 240 - 330 gram/buah
3. Berkulit tebal
4. Rasa creamy
5. Warna alpukat kuning
6. Kulit saat masak kehitaman


















Perbedaan GEM Hass dengan alpukat Hass adalah sebagai berikut :
1. Bentuk lebih bulat
2. Kematangan lebih cepat
3. Pohon lebih kompak dan tegak
4. Lebih toleran terhadap hama
5. Musim tanam lebih fleksibel

Melihat beberapa keunggulan tersebut, beberapa petani menjadikan alpukat GEM Hass sebagai komplementer dari alpukat Hass.

Untuk kondisi alam di Indonesia, maka alpukat GEM Hass, dapat dikebunkan diketinggian diatas 700 mdpl untuk mendapatkan kualitas yang baik. Alpukat jenis ini, secara ukuran memang kecil, namun dari segi rasa dan ketahanan terhadap sengatan lalat buah yang rendah menjadi salah satu komoditas yang layak dikebunkan.

Apalagi untuk area dataran tinggi yang selama ini masih sangat sedikit varietas lokal yang mampu tumbuh dengan baik. Alpukat GEM Hass bisa menjadi salah satu buah yang layak dikebunkan dengan nilai ekonomi yang tinggi.


Mrajak
www.mrajak.com
Bibit Buah Berkualitas

Buku Rujukan Petani Organik











Bertani organik ini sebenarnya bukan hal baru. Justru ini adalah cara kuno, sebelum pabrik kimia begitu masif mendorong FAO untuk mensosialisasikan pupuk dan pestisida kimia di era tahun 50-an.

Bertani dengan bahan kimia, didunia dimulai di era 50-an paska perang dunia. Perusahaan kimia dunia mulai mengenalkan ramuan kimia yang dapat memacu hasil panen 

Di Indonesia sendiri, era 70-an mulai diperkenalkan kepetani lokal.

Perlahan tapi pasti, pupuk kimia menggusur pupuk organik sampai hari ini.

Petani tidak pede tanpa pupuk kimia ketika bertani, karena begitu bergantungnya pada pupuk dan pestisida kimia.

Hari ini subsidi pupuk dicabut. Harga melambung. Petani marginnya minus...

***

Tiada tempat kembali kecuali balik ke cara kuno. Bertani organik.

Menghidupkan kembali tanah-tanah yang mati akibat overdosis pupuk kimia...

Jika anda ingin menghijaukan bumi secara alami, tiga referensi ini bisa anda jadikan rujukan...

Kita Al Filaha karya Ibnu Awwam, ilmuan muslim dari Andalusia...

Permakulture, cara bertanam yang dikembangkan ilmuan Australia....

Jadam, cara bertani efisien ala ilmuan Korea...

Memulai dari kecil, dari samping rumah, bertani dengan biaya murah...

Konon, menurut FAO 2030 diprediksi krisis pangan dunia...tapi sepertinya malah bisa maju kedepan...

Jual Bibit Alpukat Pluang Bandung

















Jual bibit alpukat Pluang berkualitas untuk wilayah Bandung. Alpukat Pluang adalah alpukat yang dikembangkan di Dusun Kalibening di daerah Ambarawa Semarang dan telah memenangkan kontes alpukat terbaik di Jawa Tengah.

Alpukat Pluang sangat cocok dibudidayakan di dataran tinggi dengan ketinggian diatas 700 mdpl sebagaimana didaerahnya di kawasan Kaliadem Ambarawa. Alpukat ini sangat genjah dengan bentuk yang lonjong seperti lonceng.

Kami menyediakan bibit alpukat Hass dengan polibag 25/30 yang siap tanam baik sebagai tabulampot maupun di kebun dengan kualitas yang sangat baik. Kini alpukat Pluang telah tersedia di Mrajak Bibit dimana alpukat ini berasal dari Kaliadem Ambarawa.

Untuk pemesanan bisa langsung WA ke nomor :

Mrajak Bibit
081222418233 (WA/Call)
Griya Caraka, AA1-7
Cisaranten Endah, Arcamanik
Bandung, 40293


Jual Bibit Alpukat HASS Bandung Berkualitas











Jual bibit alpukat jenis Hass berkualitas untuk wilayah Bandung. Alpukat Hass adalah alpukat yang memiliki pangsa pasar terbesar didunia karena beberapa keunggulannya : rasa, creammy & tahan dalam waktu lama.

Alpukat Hass sangat cocok dibudidayakan di dataran tinggi dengan ketinggian diatas 700 mdpl sampai diatas 1.000 mdpl. Alpukat jenis ini sangat cocok dibudidayakan di Bandung yang memiliki ketinggian diatas 700 mdpl.

Kami menyediakan bibit alpukat Hass dengan polibag 25/30 yang siap tanam baik sebagai tabulampot maupun di kebun dengan kualitas yang sangat baik.

Untuk distribusi, hari ini kami melayani pembelian untuk wilayah Bandung dan sekitarnya dengan pengiriman melalui Gosend atau dapat mengambil di showroom kami

Untuk pemesanan bisa langsung WA ke nomor :


Mrajak Bibit
081222418233 (WA/Call)
Griya Caraka, AA1-7
Cisaranten Endah, Arcamanik
Bandung, 40293

Blitar Sebagai Pusat Pembibitan Buah











Kalau mendengar nama Blitar, maka yang terbersit dalam pikiran adalah telur, susu dan ikan koi. Namun, dalam beberapa tahun ini ada perkembangan yang cukup signifikan, ternyata Blitar hari ini juga mulai dikenal sebagai kota pembibitan buah.

Untuk membuktikannya, pagi itu saya ke Kademangan, sebagai salah satu kecamatan yang menjadi sentra pembibitan buah. Sebelum kesana saya janjian dengan mas Agus Muzaki, sebagai salah satu pembibit yang cukup besar.

Setelah perjalanan hari itu saya mulai masuk perbatasan Tulung Agung - Blitar dan masuk desa Jimbe kecamatan Kademangan. Dan ternyata benar, setelah masuk kedalam, saya menemui beberapa lahan perumahan yang menjual aneka bibit. Mulai dari durian, alpukat, jambu, kelengkeng dan buah lainnya.

Dari apa yang saya lihat, bahwa para pembibit mengembangkan dua varietas, yaitu varietas lokal dan varietas introduksi. Varietas lokal adalah varietas yang memang sudah ada di bumi Indonesia, sedangkan varietas introduksi adalah varietas dari mancanegara yang kemudian diperkenalkan untuk dikembangkan di Indonesia.

Keunggulan dari pembibitan di Blitar adalah kedinamisan pembibit untuk mengadopsi varietas introduksi. Selain itu kreatifitas dan keberanian dalam bereksperimen yang sangat tinggi dari para pembibit Blitar sangat diacungi jempol.

Menurut pandangan saya, dengan spirit seperti itu, maka pembibit Blitar sangat berpotensi untuk menjadi pusat pembibitan nasional. Keterbukaan, kemampuan belajar hal baru dan kemampuan bereksperimen menjadi hal penting dalam kemajuan pembibitan di Blitar. @mrajak

Sejarah Salaman Magelang Menjadi Pusat Bibit Buah-Buahan















Magelang, 14 Mei 2022
Siang itu ingin banget mampir ke Salaman Magelang sebagai pusat pembibitan buah yang cukup besar di Jawa Tengah. Dengan naik motor bersama saudara saya pergi dari Magelang menuju Salaman. 

Jarak antara Magelang ke Salaman sekitar 10 kilo, dengan arah barat daya menyusuri jalur Magelang - Purworejo yang cukup ramai. Setelah sekitar 15 menit, sampailah saya di desa Salalam, dimana disekitar jalan raya ada banyak showroom bibit buah aneka macam.

Saya mampir acak kesalah satu pembibit, dan disambut oleh pak Bejo sebagai orang yang menangani kebun show room Salaman. Pak Bejo menjelasakan tugas hariannya sekaligus menjelasakan asal mula Salaman menjadi sebuah pusat kebun bibit.

Pak Bejo teah bekerja lebih dari sepuluh tahun di kebun bibit pak Sutopo. Dan saya baru tahu, bahwa pak Sutopo-lah yang merintis usaha pembibitan di Salaman. Sebenarnya, awalnya pak Sutopo mengembangkan bibit sengon, dan kemudian ada yang meminta bibit durian. Dengan permintaan itu, maka pak Sutopo mencoba mengembangkan bibit durian.

Permintaan ragam bibit terus meningkat, sehingga hari ini Salaman tidak hanya menyediakan bibit sengon dan durian, akan tetapi menjual hampir semua kebutuhan bibit buah tropis mulai dari jeruk, kelengkeng, kedondong, rambutan, manggis dan banyak lagi bibit buah lainnya.

Siang itu, selain bertemu dengan pak Bejo, alhamdulillah dapat bertemu dengan pak Sutopo langsung, sehingga bisa berdiskusi lama tentang kita usaha pembibitan. Inti dari semua ajarannya adalah bagaimana sebagai pembibit memberikan kualitas terbaik kepada pelanggan, jangan hanya berpikir jangka pendek dalam meraih keuntungan.

Hari ini, Salaman telah mengirim bibit kepada para pekebun dan juga dinas dan instansi pemerintahan. Tidak hanya mensuply Jawa Tengah saja, namun hampir seluruh pulau Jawa bahkan mengirim keluar pulau.

Dalam hal supply bibit, Salaman memiliki pemasok bibit didesa-desa sekitar Salaman yang kemudian hasil bibitnya dikirim ke show room di pinggiran jalan Salaman. Jika ada pembibit mendapat order yang tidak bisa dipenuhi oleh pembibit Salaman, maka toko bibit akan meminta supply dari pembibit diberbagai wilayah lainnya.

Dari hasil usahanya, pak Sutopo hari ini telah memiliki lahan pembibitan yang sangat luas. Dan hari ini, anak perempuannya mulai mengambil alih bisnisnya sebagai bentuk regenerasi usahanya.@mrajak

Cara Berkebun Alpukat Secara Hemat











Beberapa minggu lalu saya berkunjung ke mas Zaki, seorang pembibit alpukat dari Blitar. Ada yang menarik dari diskusi dengan mas Zaki, yang saat ini memiliki 5 lahan pembibitan di daerah Kademangan Blitar.

Setelah bincang-bincang, mas Zaki memberikan beberapa saran pada saya, yang menurut saya layak kita pertimbangkan para pekebun, apalagi dengan modal yang sangat terbatas.

Berikut ini poin tips & tricknya :

1. Tanam Saat Bibit Besar
Jangan tanam bibit alpukat saat batang masih hijau, karena angka kematian sangat tinggi saat masih mudah dan akar belum kuat langsung dikebunkan.

2. Karantina Dulu Baru Dikebunkan
Agar hemat, karantina bibit sampai bibit menjadi dongkelan, atau bibit yang cukup besar dengan ketinggian diatas 1 meter dalam satu lokasi. Teknik ini akan menghemat biaya operasional awal kebun.

Bayangkan jika ditanam pada saat masih kecil dengan luas 1 hektar misalnya, berapa ongkos pemupukan dan penyiraman dilahan. Nah, ini bisa disiasati saat dibesarkan dalam polibag karantina.

3. Pilih Kualitas Bibit yang Sudah Teruji
Jangan berspekulasi dengan bibit murah, tapi pikirkan kualitas bibit dahulu. Akan sangat merugikan jika dikemudian hari dikebunkan dalam tempo 2-3 tahun, dan ternyata setelah berbuah tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Setidaknya 3 hal diatas, tips yang bisa diterapkan agar tidak berujung pada kerugian, mengingat berkebun buah adalah investasi jangka panjang.

Pusat Riset Alpukat : Misi yang Belum Selesai









Banyak orang baik yang kita kenal disekeliking kita. Memiliki visi besar yang manfaatnya berdampak bagi orang banyak. 

Dia telah menggoreskan visinya, menjakankan melalui eksekusi untuk mencapai misi tersebut dengan kesungguhan. Namun apadaya, saat menjalankan misi tersebut, Allah menjemputnya begitu cepat dan mendadak.

Kadang seringkali berpikir, kenapa banyak orang baik dipanggil duluan...

***

Pagi ini, memang saya agendakan khusus untuk berkunjung kepada penelitian buah yang dikelola oleh Dr. Wahyu yang terletak di Lembang. Ndak jauh dari rumah, saya ajak istri sama anak-anak sekalian ngabuburiet.

Setelah satu jam perjalan ke Lembang via Dago, sampailah saya di Nabila Farm, sebuah kebun riset seluas 3 hektar. Saat saya sampai disana, gerbang ditutup, padahal menurut google harusnya buka. Karena saya kesana memang tidak ada konfirmasi dahulu.

Dr. Wahyu adalah salah satu pensiunan mantan Direktur PTPN VIII yang mendedikasikan waktunya untuk meneluti hidroponik, sayuran dan buah-buahan serta kambing dan domba. Dilahan seluas 3 hektar melakukan penelitian serius dengan menguji berbagai varietas tanaman yang kemudian dikebunkan dan sebagian bibit didistribusikan.

Kenapa saya mampir kesana, salah satunya mau belajar bertani khususnya alpukat. Ada hampir 70-an alpukat unggul yang sedang diteliti, diantara alpukat introduksi seperti hass, reed, pinkerton dan lainnya.

Saat saya sampai disana, disambut hangat teh Era, salah satu karyawan kepercayaannya. Seperti biasa ngobrol masalah tanaman kesana kemari...

Betapa kagetnya saat saya tanyakan bagaimana kabar pak Wahyu. Dengan nada lirih teh Era menyampaikan, bahwa pak Wahyu sudah wafat tahun lalu karena covid dan dimakamkan di pesantren binaannya di Cimahi.

Saya turut kaget, rupanya berita tersebut tak pernah saya dengar.

***










Bersama teh Ira saya ngobrol banyak, apa sebenarnya misi pak Wahyu sampai meninggalkan jabatan dirutnya. Beliau menyampaikan, pak Wahyu memang gemar dengan tanaman. Ingin sekali tanaman di Indonesia bisa berkualitas dan memberi kesejahteraan. 

Beliau adalah orang yang gemar sharing kepada siapapun. Saya lihat ruang sharingnya yang biasa didatangi mahasiswa, PKL dan praktisi pertanian. Beliau gemar berbagi hasil eksperimen bertani sayur dan buahnya kepada siapapun.

Namun rencana Allah berbeda dengan rencana manusia. Teh Era menjelaskan, bahwa pak Wahyu telah mengeksekusi 20 persen rencananya, dan Allah memanggilnya, dan menyisakan 80 persen kepada penerusnya.

Begitulah sepenggal kisah, manusia bisa merencanakan secanggih dan serapi mungkin, tapi kemudian harus tunduk kepada rencana yang maha memiliki rencana. Semoga amal dan niat beliau dicatat sebagai amal kebaikan.

Sejarah Alpukat Hass dan Keunggulannya









Siapa tidak kendal dengan alpukat Hass, sebuah alpukat yang hari ini paling banyak diproduksi di dunia. Alpukat Hass adalah alpukat yang paling diminati khususnya di Amereika Utara dan Eropa. Dilihat dari bentuknya, alpukat Hass selayang pandang kurang menarik, bentuknya kecil dan kulitnya berbintik kasar. Namun setelah orang merasakan lezatnya alpukat Hass, maka mereka akan jatuh cinta.

Alpukat Hass diluar negeri banyak dikebunkan didataran rendah sampai tinggi, namun untuk kondisi di Indonesia alpukat Hass lebih cocok dikebunkan didataran tinggi dengan ketinggian 1.000 mdpl. Dalam perkembangan terakhir, kecocokan alpukat Hass bukan pada tingkat ketinggian, tetapi lebih pada perbedaan suhu siang - malam yang ekstrem dengan angka sekitar 15 derajat celcius. Artinya, alpukat Hass bisa dikebunkan di dataran rendah dengan syarat ada perbedaan suhu siang malam berkisar 15 derajat.

Alpukat Hass hari ini banyak dikebunkan di Meksiko, Chile dan Amerika Serikat, bahkan hari ini sudah menyebar dalam sekala industri di Afrika mulai dari Afrika Selatan dan Kenya. Salah satu yang menyebabkan penyebarannya yang cepat adalah tingkat permintaan alpukat Hass yang tinggi di dunia.









Kalau melihat asal usulnya, alpukat Hass sebenarnya berasal dari Amerika Latin, tepatnya dari Guatemala. Alpukat ini digemari, selain rasanya yang seperti mentega dan keju, juga kandungan gizinya yang cukup tinggi. Dalam setiap 100 gramnya mengandung 77,3 kalori, air 1,3 g, abu 1,6, lemak 1,6 g, protein 1,6 dan karbohidrat sebesas 5,6 g.

Dari sisi bentuk, alpukat Hass berbentuk oval dengan kulit tebal dan kasar seperti kulit buaya. Saat masak kulit yang hijau akan berubah jadi ungutua sampai hitam. Sedangkan daginya bewarna putih kehijauan dan lunak. Bonot buahnya tergolong kecil, berkisar 200 - 300 gram per butir.

Alpukat Hass pertama kali dikembangkan di California oleh Rudolph Gustav Hass yang lahir 5 Juni 1892 di Milwaukee, Winconsin, Amerika Serikat. Pada tahun 1020 Hass menanam 3 alpukat dan hanya satu yang tumbuh dengan baik. Hass lalu mencoba mengokulasi dengan alpukat varietas Fuerte yang saat itu kualitasnya paling baik, akan tetapi proses okulasi gagal.









Tanaman tersebut lalu dibiarkan tumbuh sampai berbuah. Awalnya saat berbuah, Hass tidak puas dengan hasilnya yang kecil dan bergerigi, namun keluarganya merasa alpukat yang dihasilkan memiliki rasa yang enak. Atas desakan keluarga alpukat tidak jadi ditebang dan justru dikembangkan.

Melihat respon pasar yang sangat bagus akan alpukat yang dikembangkan Hass, pada tahun 1935 Hass mematenkan nama alpukat temuannya tersebut dengan nama dirinya, Hass. Berikutnya Hass melakukan kerjasama dengan perusahaan breeder bernaman Whittier Harold Brokaw dengan sistem bagi hasil. Dalam waktu singkat bibit alpukat hass mampu diperbanyak secara besar-besaran. Dari hasil itu Rudolph Hass mendapatkan bagian 25% dari penjualan bibit.

Dalam perkembangannya, alpukat Hass mengalami penyebaran yang luas melalui proses perkembangan vegetatif ke wilayah Amerika Latin dan sekitarnya. Dan hari ini alpukat Hass, telah berkembang seantero dunia dan menjadi alpukat yang paling banyak dibudidayakan.

Mengapa orang lebih suka mengembangkan alpukat Hass daripada alpukat lainnya, berikut ini keunggulan alpukat Hass.










1. Enak Rasanya

Rasa alpukat hass adalah dominan asin seperti keju atau mentega. Rasa ini lebih disukai oleh orang barat sehingga mereka lebih suka dengan alpukat ini. Sedangkan alpukat pada umumnya rasanya dominan manis.


2. Tahan Hama
Kulitnya tebal membuat lalat buah tidak mudah menembus kulitnya sehingga alpukat Hass memiliki daya tahan yang lebih baik dibanding dengan alpukat jenis lainnya.

3. Tahan Lama
Dengan bentuk yang kecil dan kulit yang tebal, maka alpukat hass memiliki daya simpan yang relatif lama dibanding dengan alpukat lainnya. Dalam kondisi baik, alpukat Hass mampu bertahan sampai 6 minggu sejak pemetikan. Kondisi ini menyebabkan alpukat Hass memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dapat diekspor dalam rentang waktu yang lama.

4. Bentuknya Kecil
Bentuk kecil bukan berarti kekurangan, alpukat Hass dengan bentuk yang kecil justru digemari konsumen karena bisa sekali makan tanpa sisa.

5. Nilai Ekonomi yang Tinggi
Dengan keunggulan diatas, alpukat Hass memiliki nilai yang tinggi sehingga banyak perusahaan mengebunkan dalam sekala industri.

Kenapa Bertani di Indonesia Jadi Mahal









Sebagai petani pemula, walau terlahir dari petani, tapi sudah lama melanglang berbagai profesi, jadi kompetensi taninya lupa. Sebelum bertanam, pastilah membaca cara budidaya jenis tanaman yang mau kita kebunkan.

Maka kita cari buku atau apalah yang membantu proses budidaya, mau itu pisang, durian, jambu, alpukat atau bahkan jenis-jenis sayur mayur.

Berikutnya, hampir semua buku melampirkan analisa usaha, berapa modal, untuk apa dan berapa rasio keuntungan.

Hampir semua pasti tergiur dengan gurihnya keuntungan dan kemudian mulai bertani. Namun, ditengah jalan, tak semua analisa bisnis itu nyata adanya. Tak sedikit yang zonk.

***

Dari hampir semua buku, pastilah memasukkan pupuk berunsur N, P & K. Kemudian pestisida dan sejenisnya. Kalau kita hitung, porsinya sangat besar. Apalagi kalau pas langka pupuk.

Hampir semua petani tercekoki, bahwa tak bisa bertani tanpa pupuk dan pestisida sintetis. Ini yang kemudian membuat bertani menjado begitu mahal.

***

Penasaran dengan hitungan-hitungan itu. Adakah bertani yang lebih murah dan ramah lingkungan. Bukankah pupuk kimia telah menjadikan asam tanah sehingga menjadi mati kesuburannya termasuk organisme didalamnya. Bukankah pestisida telah meracuni banyak orang sehingga memicu kanker dan sejenisnya.

Rasa penasaran ini membuat beberapa buku saya coba pelajari. Ingin mendengar dari pakar pertanian Islam, para pelaku permakultur dan penggiat agrobisnis organik.

Secercah jalan mulai tersingkap. Sejatinya tanah itu seperti halnya organisme. Karena organisme agar subur perlu dikelola dengan cara-cara organik. Dan cara organik jika didalami itu ternyata jauh lebih murah dan sustain jangka panjang.

Kita telah diracuni bahwa tak bisa bertani tanpa pupuk & pestisida kimia. Diracuni agar bertani biar untung banyak harus menerapkan mono kultur. Diracuni bahwa bertani organik itu mahal.

Siap yang meracuni pupuk kimia, dari sejarahnya, sebelum 1950 bertani itu dengan cara organik, menggunakan pupuk kangdang, kompos dan tumbuhan biji-bijian penyubur tanah mati. Tapi sejak pabrik kimia meluncurkan produknya dan dikampanyekan sexara masif, maka berlahan tertanam dalam benak petani, tanpa alat bantu sintetis, tak bisa apa-apa. Dan kemudian, tanah yang terpapar kimia menjadi asam dan hilanglah kesuburan tanahnya. Tanah luas, tapi hasil tak maksimal.

Bertanam mono kultur atau satu jenis tanaman, dikampanyekan seperti sawit, pisang, buah dan sayur. Dalam puluhan hektar tanah ditanam hanya satu jenis yang berakibat rentan kena hama. Dan muncullah pestisida sebagai solusinya.

***

Setelah mencoba memikirkan kembali ilmu tani yang telah lama hilang, terbersit kembali untuk bertani dengan cara-cara kuno. Dan itu yang terjadi hari ini. Kesadaran kembali untuk hidup lebih sehat. Betapa banyak sekarang anak-anak muda yang menekuni organic farm, urban farming, verticuktur, permakuktur, poli kultur, organic farming dan sejenisnya.

Semoga ini awalan yang baik bagi pertanian yang lebih murah dan sehat dinegeri ini.

Referensi :

1. Kebun al Quran

2. Al Filaha

3. Jadam Organic Farm

4. Permaculture

5. Organic Farm

Kenapa Petani Dimiskinkan










Jamak kita temui keluhan petani, saat tanam pupuk dan bibit mahal, saat panen harga murah. Ternyata, masalah yang dihadapi petani tak sesederhana itu. Kolonialisasi petani telah terjadi puluhan tahun, bagaimana ceritanya ?

Petani tradisional tersingkir saat kapitalis yang latar belakangnya bukan petani masuk. Kebanyakan mereka adalah industri kimia yang ingin hasil produksinya bisa dikonsumsi masal.

Melalui lembaga global seperti FAO mendekati negara berkembang untuk menggunakan produk kimia mereka. Mereka mengedukasi fan pambat laut terjerat dengan barang sintetis itu, baik pupuk, herbisida, fungisida, pestisida dan bahkan sampai ke industri benih.

***

Edukasi itu rupanya berhasil mencuci otak petani, jika tanpa zat sintetis panennya pasti jelek. Petani yang awalnya bertani secara organik dengan optimalisasi pupuk kandang dan kompos, bergeser ke pupuk sintetis.

Bukan itu saja, pola tani polikultur alias tumpang sari atau permakultur alias menanam beragam tanaman perlahan berubah jadi monokultur. Satu lahan ditanami satu jenis tanaman saja. Contohnya sawit yang lagi hype karena migor mahal, karet, pisang dan lainnya.

Efek monokultur ini memicu hama dan mematikan siklus organik. Monokultur merusak lingkungan dan untuk mengatasi hama dan sejenisnya, muncullah pestisida, herbisida, fungsida dan sida lainnya. Disisi zat hara, karena satu jenis tanaman, maka memicu munculnya pupuk sintetis.

Akibatnya bertani makin hari makin mahal. Dahulu pupuk dan pestisida bisa swadaya, hari ini harus mengandalkan pabrik kimia. Ini hanya dari satu sisi, kedaulatan benih pun hilang. Kalau dahulu, petani menyimpan benih dari hasil panen, hari ini benar-benar mengandalkan dari pabrik benih. Kedaulatan petani perlahan hilang.

***

Bagaimana keluar lingkaran jin ini. Hari ini banyak petani milenial yang mulai back to basic. Baik melalui urban farming, hydroponik atau para pekebun.

Ada kesadaran menghidupkan tanah yang sudah tercemar pupuk kimia untuk kembali bertanam organik. Ada kesadaran kembali untuk bertani multikultur dan permakuktur atau agri ecology.

Andai banyak tangan telibat, rasanya tanah-tanah gersang, gunung yang gundul dan sawah yang mati kiranya bisa dihidupkan kembali. Itu terjadi kalau banyak orang punya kesadaran yang sama. Sudah saatnya petani mandiri, walau perlu waktu yang tidak sedikit.

Peluang Bisnis Buah Surga








Satu diantara buah yang disebut dalam al Quran adalah pisang, selain dari kurma, anggur, delima, zaitun dan tin.

Kalau ditelisik lebih dalam, buah-buah yang disebut dalam al Quran, memiliki keunggulan, salah satunya adalah berkasiat dan berkorelasi langsung dengan kesehatan.

Saat ini mulai banyak dikembangkan buah-buah tersebut dinegara tropis. Bahkan kurma, yang dulu dianggap tak mungkin dibudidayakan di daerah tropis, ternyata bisa tumbuh dengan baik di Thailand. Kalau anggur, delima, tin dan zaitun sudah banyak dikembangan lebih dahulu.

***

Kalau pisang, tak ayal lagi sangat cocok didaerah tropis, bahkan dalam sekala industri. Katakanlah pisang yang mendunia saat ini, pisang cavendish yang ditemukan oleh pengelana Inggris. Saat ini menjadi industri besar di Amerika Latin, seperti Peru, Chile dam sekitarnya.

Di Asia yang cukup berkembang baik seperti Philiphina yang menjadi pemasok cavendisk asia pasific.

Bagaimana dengan Indonesia. Sepertinya dalam dunia perpisangan ini masih ketinggalan dibanding India, Pakistan, Vietnam apalagi Philiphina. Di Afrika tengah pun pisang hari ini dikembangkang sangat pesat.

Hari ini, pisang sudah menjadi perniagaan global, coba lihat di Makkah, Madinah atau Yerusalem. Pisang jenis cavendish ini bertebaran di kawasan Timur Tengah.

Mengenai varietas pisang, Imdonesia tak kalah banyaknya, bahkan mungkin varietas terbanyak di dunia ada dinegeri ini. Sebut saja mulai dari pisang tanduk, ambon, raja bulu, raja sere, kepok, emas sampai pisang yang rasanya bukan manis, malah gurih seperti pisang garoho yang berkembang di Manado.

Dari sekian jenis pisang itu, setidaknya menurut ahli perpisangan, ada tiga pisang lokal bernilai ekonomi tinggi dikembangkan. Raja bulu, barangan dan emas kirana.

***

Hari ini saya coba memanen pisang kepok.l kuning. Maunya menunggu ramadhan biar bisa dikolak. Tapi apa daya harus berebut sama kawanan manuk.

Akhirnya saya panen, sudah suluh, beberapa dimakan manuk.

Saya ceceki persisir sambil ngebayangin, mungkinkah tandan-tandan buah surga ini berkembang jadi industri negeri ini yang mendunia...

Apalagi yang Bisa Kita Jual








Setelah emak-emak antri minyak goreng mengular, giliran bapak-bapak antri solar mengular. Apa bedanya antrian minyak goreng dan solar. Beda banget...

Kalau minyak goreng, bisa jadi dampaknya bisa lebih dilokalisir, tapi kalau solar, ini bisa kemana-mana dampaknya. Kenapa begitu ?

Solar adalah mayoritas bahan bakar yang digunakan untuk distribusi barang. Mari kita check. Barang komoditas seperti beras, jagung, susu, kedelai, cabe dan lainnya, rata-rata pakai truk atau kendaraan berbahan bakar solar. Mesi. Genset dan alat produksi banyak berbahan bakar solar. Belum lagi mesin-mesin kapal dan alat transportasi umumnya pakai solar.

Kenaikan harga solar, jelas akan memicu kenaikan harga sandang, pangan dan papan. Itu mengapa pemerintah memberikan subsidi besar untuk solar. Agar harga kebutuhan pokok stabil. Langkanya solar seperti pertanda harga-harga akan merambat naik.

***

Sebagai orang yang berumur, tentu akan paham bahwa negeri ini pernah mengalami beberapa kali trending. Di era 1970-an negeri ini pernah surplus pada industri minyak. Sebagai anggota OPEC, minyak menjadi penyokong pembangunan negeri ini.

Era berganti, tahun 1980-an adalah jaman keemasan industri perkayuan. Kalimantan dan Sumatra dibabat hutannya dan diekspor kayu-kayunya. Banyak konglomerat perkayuan merajai orang terkaya di negeri ini. Hasil bisnis ini menyisakan habisnya lahan berabad-abad di kawasan konservasi kalimantan. Hari ini yang tersisa di sungai kayan Kalimantan Utara, selebihnya gundul dan coklat tanah.

Era pun berganti, tahun 2000-an adalah era batu bara. Banyak pengusaha baru muncul, salah satunya penghasil batu bara di kalimantan. Banyak sekali para konglomerat tajir dari bisnis batu bara ini. Bisnis ini menyisakan lubang menganga dan jalan rusak seperti selokan.

Tahun 2010 sepertinya industri yang hype adalah kelapa sawit. Tanah-tanah negara dikelola swasta ditanami sawit berhektar-hektar. Sampai-sampai karena ditanami mono kultur, langganan banjir di kalimantan dan sumatera bisa berhari-hari lamanya.

***

Saat ini, 2020. 

Minyak mulai menipis, bahkan kontraktor asing perlahan pulang kampung. Mau jualan kayu, apalagi. Hutan sudah pada gundul. Mau sawit, hutan sudah habis hutan dibabat. Mau batubara, mau mana lagi yang dioker-oker.

Ohya...

Sepertinya ada 2 lagi yang bisa kita kais-kais untuk menyangga 270 jt penduduk negeri ini.

Sektor kelautan, yang hari ini ikannya banyak dikuras oleh negera tetangga.

Dan satu lagi, warisan ring of fire, warisan gubung berapi yang membuat kesuburan tanah negeri ini tidak ada habis-habisnya. Dam dengan kesuburan tanah itu, pertanian masih menjanjikan.

Tapi dua sektor ini perlu kesabaran dan efdort yang lebih besar dari sekedar menebangi kayi, mengeruk batu bara atau menyedot minyak.

***

Secara rasio, lonjakan harga seperti sebuah keniscayaan yang akan terjadi, lonjakan itu akan bisa tersolusi kalau ada income naik. Kalau tidak, akan menderita jangka panjang.

Maritim dan pertanian bisa jadi bukit kehidupan berikutnya bagi negeri ini. Bagaimana dengan bisnis IT ? rasanya kita perlu belajar lagi lebih banyak...

Parma Kultur, Mono Kultur & Multi Kultur


Bagi para petani, mungkin hari ini sering mendengar istilan parma kultur, mono kultur dan multi kultur. Saya sebagai pemula juga awalnya bingung, ini istilah apa.

Semoga penjelasan sederhana ini, mampu menjadi awalan kita mengenal ketiga sistem pertanian ini.


1. Parma Kultur

Parma kultur dipopulerkan oleh seorang agrobis dari Australia. Parma berarti permanent, kultur berarti tanaman. Artinya bahwa dalam berkebun, petani menanam tanaman permanent di kebun tersebut. Apa makna permanent disini.

Maksud permanent disini petani menanam berbagai tananam dikebun dengan konsep seperti hutan pada umumnya. Semua kebutuhan zat hara dipenuhi dari kebun tersebut baik dari humus, kompos dan irigasinya.

Dalam pertanian parma kultur, petani akan memperoleh hasil semua jenis yang ditanam dengan konsep organik, namun dengan jumlah yang tidak maksimal, karena ada berbagai macam tanaman dalam satu kebun.

Keunggulan dari sistem ini, kesuburan tanah kembali secara organik, dan semua kebutuhan terpenuhi dari kebun tersebut dan bisa dikatakan merupakan low cost farming.

Biasanya pendekatan perma kultur jarang dipakai oleh pekebun dengan skala industri yang umumnya mengejar volume dan margin.










Contoh kebun dengan konsep Parma Kultur



2. Mono Kultur

Pertanian mono kultur adalah jika kebun ditanam dengan satu jenis tanaman. Bisa jeruk, alpukat, durian, padi, apel dan lain sebagainya. Dalam satu kebun hanya ditanam satu jenis tanaman.

Konsep mono kultur biasanya dipakai petani dalam skala industri dengan harapan dapat maksimal mendapatkan hasil.

Pertanian jenis ini, umumnya dipakai oleh industri besar dengan menggukana aneka pupuk, pestisida, herbisida dan fungisida sintetis. Karena pada pertanian mono kultur, tanaman umumnya akan rentan hama dan penyakit karena hanya ada satu pilihan tanaman.

Berbeda dengan perma kultur yang mengembalikan pertanian kedalam sebuah ekosistem, maka mono kultur eksosistem tidak terbangun secara untuk antar tanaman dan spesies yang ada.










Contoh kebun dengan konsep Mono Kultur



3. Multi Kultur

Pertanian multi kultur adalah pertanian dengan menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan. Dalam konsep kita sering dimaknai dengan sistem tumpang sari.

Pada sistem multi kultur, biasanya ada tanaman utama yang ditanam, berikutnya ada tanaman sela dengan jenis yang terbatas untuk mengisi kekosongan lahan.

Misalnya kebun alpukat, maka saat alpukat masih kecil dengan jarak tanam 5 x 5 meter, maka disela tanaman bisa ditanami tumpang sari dengan jahe, sayuran dan lainnya mengikuti pertumbuhan dari pohin utama.

Demikian, penjelasan sederhana tentang cara bertani yang dapat kita aplikasikan dalam kebun kita, baik dalam skala kecil maupun besar.















Contoh kebun dengan konsep Multi Kultur