Jambu biji adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki potensi besar dibudidayakan di Indonesia. Salah satu alasannya, konsumsi jambu biji sangat tinggi, baik yang digunakan untuk juss maupun untuk rujak jambu yang hari ini kian menjamur.
Ada dua varietas yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda budidaya jambu dalam skala bisnis. Pertama adalah jambu lokal dengan berbagai varietasnya dan jambu impor, yang merupakan jambu biji yang dikembangkan diluar negeri dan memang telah terbukti memberikan hasil maksimal.
Kalau melihat karakteristiknya, jambu lokal, seperti getas merah, jambu pasar minggu, jambu sukun merah dan jambu klutuk, lebih cocok untuk konsumsi juss. Mengapa demikian, karena jambu lokal ini tidak tahan lama setelah masak buah. Kemudian teksturenya yang lunak memang lebih cocok dikonsumsi sebagai bahan minuman.
Berbeda dengan jambu impor dari luar negeri. Jenis jambu impor ini berbeda karakternya dengan jambu lokal, semisal dari besar jambunya lebih gede dan teksturenya yang renyah dan lebih tahan dari sisi waktu, sehingga tidak mudah busuk.
***
Melihat hal tadi, saya bereksperimen untuk mengembangkan jambu lokal dan jambu impor. Jenis jambu lokal yang saya tanam adalah jambu kluthuk, jambu getas merah, jambu krikil dan jambu sukun merah.
Sedangkan untuk jambu impor, saya menanam 5 varietas unggulan, diantaranya jambu kristal, jambu hong pushe, jambu siumik pala, jambu chegua dan jambu farang.
Dari pengamatan sementara, maka memang jambu impor lebih cepat berbuah dibanding dengan jambu lokal, namun jambu lokal lebh tahan terhadap hama, baik dari ulat buah maupun kutu putih.
***
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, jika saya membudidayakan jambu dalam skala industri, maka saya akan memilih jambu impor, setidaknya dengan 5 jenis jambu berikut ini.
1. Jambu Kristal
Jambu ini sudah teruji di Indonesia. Pertama kali dikembangkan oleh kerjasama Taiwan dan IPB dalam badan ICDF. Kemudian hasilnya telah diterima pasar dengan sangat baik, bahkan saat ini sudah begitu populer dengan bisnis pinggir jalan dengan rujak jambu kristalnya.
Jambu kristal ini asalnya dari Taiwan dan menjadi komoditas eksport utama sektor perkebunan di Taiwan. Selain itu telah dikembangkan pula di India dan Pakistan dalam skala industri. Jadi jambu kristal adalah komoditas buah yang telah teruji dipasar
2. Jambu Siumik Pala
Jambu siumik pala, mirip dengan jambu kristal. Jenis jambu ini dikembangkan oleh Thailand dan telah menjadi komoditas unggulan disana. Perbedaan dengan kristal adalah pada bentuknya yang lebih bulat, sedangkan jambu kristal tidak bulat sempurna.
3. Jambu Farang
Jamu farang adalah jambu yang mirip dengan jambu siumik pala, namun bentuknya tidak bulat sempurna, mirip buah pear. Maka seringkali jambu farang ini disebut juga dengan jambu pear. Rasanya manis dan layak dikembangkan.
4. Jambu Hong Pushe
Jambu hong pushe dikembangkan di Taiwan, orang sering menyebutnya jambu kristal merah. Bentuk dan rasa seperti jambu kristal, namun kalau kristal putih dalamnya, jika di hong pushe berwarna merah cerah. Kemudian dari sisi bentuknya lebih bulat dibanding jambu kristal
5. Jambu Chegua
Jambu chegua adalah jenis jambu baru yang dikembangkan Taiwan dan mulai dikenal di Indonesia. Bentuknya mirip jambu kristal, namun kandungan biji lebih banyak dan memiliki rasa manis yang lebih tinggi.
Demikian sekilas tentang jambu budidaya jambu biji, tinggal kembali ke Anda. Jika target yang ada pilih hasil kebunnya untuk membuat juss, maka pilihannya ada pada jambu lokal. Namun jika ingin menyasar pasar jambu rujak atau jambu yang dikonsumsi langsung yang lebih tahan lama, maka jambu impor bisa menjadi pilihan.
Selamat berkebun jambu.
MRAJAK
Urban Farmer Partner
Pesan : 085871285543
www.mrajak.com