Bagi para petani, mungkin hari ini sering mendengar istilan parma kultur, mono kultur dan multi kultur. Saya sebagai pemula juga awalnya bingung, ini istilah apa.
Semoga penjelasan sederhana ini, mampu menjadi awalan kita mengenal ketiga sistem pertanian ini.
1. Parma Kultur
Parma kultur dipopulerkan oleh seorang agrobis dari Australia. Parma berarti permanent, kultur berarti tanaman. Artinya bahwa dalam berkebun, petani menanam tanaman permanent di kebun tersebut. Apa makna permanent disini.
Maksud permanent disini petani menanam berbagai tananam dikebun dengan konsep seperti hutan pada umumnya. Semua kebutuhan zat hara dipenuhi dari kebun tersebut baik dari humus, kompos dan irigasinya.
Dalam pertanian parma kultur, petani akan memperoleh hasil semua jenis yang ditanam dengan konsep organik, namun dengan jumlah yang tidak maksimal, karena ada berbagai macam tanaman dalam satu kebun.
Keunggulan dari sistem ini, kesuburan tanah kembali secara organik, dan semua kebutuhan terpenuhi dari kebun tersebut dan bisa dikatakan merupakan low cost farming.
Biasanya pendekatan perma kultur jarang dipakai oleh pekebun dengan skala industri yang umumnya mengejar volume dan margin.
Contoh kebun dengan konsep Parma Kultur
2. Mono Kultur
Pertanian mono kultur adalah jika kebun ditanam dengan satu jenis tanaman. Bisa jeruk, alpukat, durian, padi, apel dan lain sebagainya. Dalam satu kebun hanya ditanam satu jenis tanaman.
Konsep mono kultur biasanya dipakai petani dalam skala industri dengan harapan dapat maksimal mendapatkan hasil.
Pertanian jenis ini, umumnya dipakai oleh industri besar dengan menggukana aneka pupuk, pestisida, herbisida dan fungisida sintetis. Karena pada pertanian mono kultur, tanaman umumnya akan rentan hama dan penyakit karena hanya ada satu pilihan tanaman.
Berbeda dengan perma kultur yang mengembalikan pertanian kedalam sebuah ekosistem, maka mono kultur eksosistem tidak terbangun secara untuk antar tanaman dan spesies yang ada.
Contoh kebun dengan konsep Mono Kultur
3. Multi Kultur
Pertanian multi kultur adalah pertanian dengan menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan. Dalam konsep kita sering dimaknai dengan sistem tumpang sari.
Pada sistem multi kultur, biasanya ada tanaman utama yang ditanam, berikutnya ada tanaman sela dengan jenis yang terbatas untuk mengisi kekosongan lahan.
Misalnya kebun alpukat, maka saat alpukat masih kecil dengan jarak tanam 5 x 5 meter, maka disela tanaman bisa ditanami tumpang sari dengan jahe, sayuran dan lainnya mengikuti pertumbuhan dari pohin utama.
Demikian, penjelasan sederhana tentang cara bertani yang dapat kita aplikasikan dalam kebun kita, baik dalam skala kecil maupun besar.